Sabtu, 26 Mei 2012

dewasa?


Masa kecil adalah masa yang paling bahagia di hidup Saya, sekarang. Dulu ketika Saya masih kecil dalam segi usia dan mungkin pemikiran Saya sangat menginginkan untuk cepat menjadi dewasa, Saya selalu menghitung waktu Saya dan ingin sekali merasakan bagaimana menjadi dewasa. Persepsi orang dewasa dimata Saya ketika itu adalah, orang dewasa boleh pake make-up (karena ketika masih anak-anak, mamah selalu melarang Saya menggunakan cream-cream muka punya mamah), orang dewasa boleh keluar malem, orang dewasa selalu bisa diandalkan, orang dewasa lebih dipercaya disbanding anak-anak, pokoknya dewasa itu asyik. Itu dulu, ya itu imajinasi Saya dulu ketika anak-anak. Sekarang, ketika Saya dibilang dewasa dalam segi usia Saya merasa tidak perlu make-up untuk menjadi dewasa, bahkan sekarang tidak terlintas sedikit pun dibenak Saya untuk me make-up wajah Saya (suatu saat mungkin), entah kenapa, entah karena Saya sudah nyaman dengan diri Saya,penampilan Saya yang sekarang dengan yang apa adanya tanpa make-up atau karena terlalu banyak hal yang lebih penting daripada seperangkat alat make-up. Alasan yang kedua mungkin yang lebih tepat, persepsi masa anak-anak Saya mengenai orang dewasa itu salah. Orang dewasa kurang asyik menurut Saya bukan tidak asyik loh hanya kurang asyik. Bayangan Saya tentang orang dewasa tidak semuanya benar, menjadi dewasa itu sulit, secara usia memang mudah, kita hanya mengikuti waktu dan kemudian waktu yang akan membawa kita pada masa dewasa. Tentu yang Saya mau tidak hanya dewasa dalam usia tapi juga dalam pola pikir, dan ini adalah bagian tersulit menurut Saya. Saya kurang tahu tentang bagaimana caranya menjadi orang dewasa yang baik dan benar, bagaimana caranya orang dewasa menghadapi suatu masalah, apakah orang dewasa boleh menangis? Kalo tidak boleh, mungkin banyak orang yang gagal menjadi dewasa termasuk Saya, ya Saya hampir  selalu menangis ketika masalah datang dan Saya benci ketika Saya menangis, Saya mengutuki setiap air mata yang jatuh dari mata Saya dan hal itu justru yang semakin membuat Saya menangis, Saya benci menangis karena Saya merasa Saya tidak cukup kuat untuk menghadapi masalah Saya, Saya merasa keadaan telah mengalahkan Saya dan Saya tidak suka itu harusnya Saya yang kuat harusnya saya mengendalikan keadaan harusnya Saya bisa bertahan dalam keadaan apapun dan itu mungkin salah satu syarat menjadi dewasa dimata Saya. Sayangnya, saya belum merasakan itu, apakah orang dewasa sering mengeluhkan tentang keadaan mereka? Jika tidak, berarti Saya bukan termasuk orang dewasa karena Saya sering mengeluh menanakan kepada Tuhan, apakah semua kejadian yang menimpa Saya itu cukup adil untuk saya ? Apakah Saya mampu menghadapi semuanya? Dan kenapa harus Saya yang seperti ini? Pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti itu seharusnya tidak pernah terlintas dipikiran Saya, ya seharusnya ! Orang yang dewasa adalah orang yang ‘jatuh’ lalu kemudian ia bisa bangkit lagi, ya memamng itu adalah keingin Saya menjadi orang dewasa yang kuat dan tangguh. Anggap lah sekarang Saya jatuh, mungkin lebih tepatnya terpuruk, saya merasa berada pada garis equator kehidupan Saya sensdiri, mungkin ini adalah dasar dari hidup yang Saya yang selalu Saya bilang nista. Saya belum merasa kalo Saya sudah terbangun dari ‘jatuh’ tadi, Saya hanya merasa sakit, ya sakit ketika Saya harus melihat mamah menangis disetiap Solatnya, menangisi setiap cobaan demi cobaan yang ia terima, Saya sakit ketika melihat papah Saya sosok lelaki yang Saya pikir adalah orang paling kuat dan tegar ternyata beliau menangis dan Saya menyesal melihat kejadia itu. Ya Saya menyesal, beliau menangis karena beliau merasa bersalah karena tidak mampu memenuhi kebutuhan Saya, jujur demi Tuhan Saya, Saya sangat menyesal. Apa itu yang namanya dewasa? Membebankan kebutuhan hidupnya kepada orang-orang yang disayangi? Apa orang dewasa itu seperti saya, menyusahkan dan membuat orang sedih? Jika iya, sumpah Saya tidak mau menjadi dewasa. Tapi seberapa besar penolakan Saya juga, mau tidak mau Saya harus menjalani proses itu, proses menjadi dewasa dan semoga Saya bisa menjadi seorang yang dewasa dalam segala hal, ya semoga saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar