Masa kecil
adalah masa yang paling bahagia di hidup Saya, sekarang. Dulu ketika Saya masih
kecil dalam segi usia dan mungkin pemikiran Saya sangat menginginkan untuk
cepat menjadi dewasa, Saya selalu menghitung waktu Saya dan ingin sekali
merasakan bagaimana menjadi dewasa. Persepsi orang dewasa dimata Saya ketika
itu adalah, orang dewasa boleh pake make-up (karena ketika masih anak-anak,
mamah selalu melarang Saya menggunakan cream-cream muka punya mamah), orang
dewasa boleh keluar malem, orang dewasa selalu bisa diandalkan, orang dewasa
lebih dipercaya disbanding anak-anak, pokoknya dewasa itu asyik. Itu dulu, ya
itu imajinasi Saya dulu ketika anak-anak. Sekarang, ketika Saya dibilang dewasa
dalam segi usia Saya merasa tidak perlu make-up untuk menjadi dewasa, bahkan
sekarang tidak terlintas sedikit pun dibenak Saya untuk me make-up wajah Saya
(suatu saat mungkin), entah kenapa, entah karena Saya sudah nyaman dengan diri
Saya,penampilan Saya yang sekarang dengan yang apa adanya tanpa make-up atau karena
terlalu banyak hal yang lebih penting daripada seperangkat alat make-up. Alasan
yang kedua mungkin yang lebih tepat, persepsi masa anak-anak Saya mengenai
orang dewasa itu salah. Orang dewasa kurang asyik menurut Saya bukan tidak
asyik loh hanya kurang asyik. Bayangan Saya tentang orang dewasa tidak semuanya
benar, menjadi dewasa itu sulit, secara usia memang mudah, kita hanya mengikuti
waktu dan kemudian waktu yang akan membawa kita pada masa dewasa. Tentu yang
Saya mau tidak hanya dewasa dalam usia tapi juga dalam pola pikir, dan ini
adalah bagian tersulit menurut Saya. Saya kurang tahu tentang bagaimana caranya
menjadi orang dewasa yang baik dan benar, bagaimana caranya orang dewasa
menghadapi suatu masalah, apakah orang dewasa boleh menangis? Kalo tidak boleh,
mungkin banyak orang yang gagal menjadi dewasa termasuk Saya, ya Saya hampir selalu menangis ketika masalah datang dan
Saya benci ketika Saya menangis, Saya mengutuki setiap air mata yang jatuh dari
mata Saya dan hal itu justru yang semakin membuat Saya menangis, Saya benci
menangis karena Saya merasa Saya tidak cukup kuat untuk menghadapi masalah
Saya, Saya merasa keadaan telah mengalahkan Saya dan Saya tidak suka itu
harusnya Saya yang kuat harusnya saya mengendalikan keadaan harusnya Saya bisa
bertahan dalam keadaan apapun dan itu mungkin salah satu syarat menjadi dewasa
dimata Saya. Sayangnya, saya belum merasakan itu, apakah orang dewasa sering
mengeluhkan tentang keadaan mereka? Jika tidak, berarti Saya bukan termasuk
orang dewasa karena Saya sering mengeluh menanakan kepada Tuhan, apakah semua
kejadian yang menimpa Saya itu cukup adil untuk saya ? Apakah Saya mampu
menghadapi semuanya? Dan kenapa harus Saya yang seperti ini?
Pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti itu seharusnya tidak pernah terlintas
dipikiran Saya, ya seharusnya ! Orang yang dewasa adalah orang yang ‘jatuh’
lalu kemudian ia bisa bangkit lagi, ya memamng itu adalah keingin Saya menjadi
orang dewasa yang kuat dan tangguh. Anggap lah sekarang Saya jatuh, mungkin
lebih tepatnya terpuruk, saya merasa berada pada garis equator kehidupan Saya
sensdiri, mungkin ini adalah dasar dari hidup yang Saya yang selalu Saya bilang
nista. Saya belum merasa kalo Saya sudah terbangun dari ‘jatuh’ tadi, Saya
hanya merasa sakit, ya sakit ketika Saya harus melihat mamah menangis disetiap
Solatnya, menangisi setiap cobaan demi cobaan yang ia terima, Saya sakit ketika
melihat papah Saya sosok lelaki yang Saya pikir adalah orang paling kuat dan
tegar ternyata beliau menangis dan Saya menyesal melihat kejadia itu. Ya Saya
menyesal, beliau menangis karena beliau merasa bersalah karena tidak mampu
memenuhi kebutuhan Saya, jujur demi Tuhan Saya, Saya sangat menyesal. Apa itu
yang namanya dewasa? Membebankan kebutuhan hidupnya kepada orang-orang yang
disayangi? Apa orang dewasa itu seperti saya, menyusahkan dan membuat orang
sedih? Jika iya, sumpah Saya tidak mau menjadi dewasa. Tapi seberapa besar penolakan Saya juga, mau tidak mau Saya harus menjalani proses itu, proses menjadi dewasa dan semoga Saya bisa menjadi seorang yang dewasa dalam segala hal, ya semoga saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar